Di era transformasi digital yang pesat, kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar tren teknologi, tapi telah menjadi faktor krusial bagi para pencari kerja. Menurut Laporan Hiring, Compensation, and Benefits 2025 dari Jobstreet by SEEK, pengetahuan tentang AI dinilai sebagai nilai tambah penting oleh perusahaan di Indonesia. Pada tahun 2025, para pencari kerja perlu memahami teknologi ini untuk memperkuat daya saing mereka.
Survei yang dilakukan terhadap 1.273 profesional rekrutmen dan SDM di Indonesia menunjukkan bahwa 71% perusahaan menganggap pengetahuan kandidat tentang AI sebagai keunggulan dalam proses seleksi. Beberapa cara untuk menilai kemampuan ini antara lain melalui pengenalan diri, pertanyaan teknis, dan portofolio proyek berbasis AI.
Pemahaman sederhana tentang AI sudah bisa meningkatkan daya tarik kandidat di mata perekrut. Penggunaan sertifikasi AI dan proyek berbasis AI sebagai tolok ukur masih jarang, memberikan kesempatan bagi mereka yang belajar mandiri atau melalui pengalaman praktis.
Teknologi AI saat ini juga digunakan untuk meningkatkan inklusivitas dan mengurangi bias dalam perekrutan. Hal ini membuka peluang bagi pencari kerja untuk mendapatkan kesempatan yang lebih adil dan meritokratis. Namun, untuk mendapat manfaat dari sistem berbasis AI, kandidat perlu memastikan profil dan CV mereka terisi lengkap, akurat, dan sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang dilamar.
Pemahaman AI juga membuka peluang kerja global bagi para pencari kerja. Platform Jobstreet by SEEK yang terintegrasi dengan delapan negara memungkinkan kandidat dari Indonesia bersaing secara internasional. Memasuki tahun 2025, dunia kerja menuntut para pencari kerja untuk terus beradaptasi. Belajar AI, meskipun pada level dasar, menjadi investasi keterampilan yang tak bisa diabaikan untuk menyasar peluang kerja yang lebih luas. Dengan menguasai AI, para pencari kerja tidak hanya menjawab kebutuhan pasar, tetapi juga menunjukkan kesiapan mereka untuk tumbuh bersama transformasi digital yang tengah berlangsung.
