Untuk menjaga stabilitas inflasi, penting untuk memperhatikan harga komoditas pangan sebagai upaya dalam menjaga tingkat inflasi domestik ke depan. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE), Mohammad Faisal, menekankan bahwa kenaikan harga komoditas pangan dapat memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat, sehingga mempengaruhi sisi permintaan (demand). Dalam kondisi tertekannya daya beli masyarakat akibat ketidakpastian ekonomi global, produksi pangan perlu dijaga agar harga tetap stabil. Selain itu, perhatian juga harus diberikan pada sisi produksi (supply). Meskipun permintaan komoditas emas meningkat, terutama didorong oleh ekspektasi ketidakpastian ekonomi global, pemerintah perlu bekerja keras untuk menciptakan harapan atas kondisi ekonomi yang lebih baik di masa depan.
Analisis menunjukkan bahwa inflasi harga makanan cenderung rendah pada bulan April 2025, terutama selama bulan Ramadhan dan libur Hari Raya Idul Fitri di awal April 2025. Inflasi lebih banyak disebabkan oleh harga yang diatur pemerintah, terutama terkait dengan tarif transportasi selama mudik Lebaran. Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 1,17 persen month-to-month pada bulan April 2025, sejumlah komoditas seperti perumahan, air listrik, bahan bakar, emas perhiasan, bawang merah, cabai merah, dan tomat mengalami kenaikan harga. Namun, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras mengalami penurunan harga.
Mengingat kondisi ini, diperlukan upaya serius dalam menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan komoditas pangan serta emas untuk menjaga stabilitas inflasi dan daya beli masyarakat. Fokus pada upaya stabilisasi harga komoditas pangan dan strategi yang tepat dalam menanggapi permintaan komoditas emas sangat penting dalam mendukung kebijakan ekonomi yang berkelanjutan. semoga membantu masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.








