Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS akan menguat karena harapan kesepakatan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS). China telah menyatakan ketersediaannya untuk melakukan perundingan, sedangkan Trump juga membicarakan hal tersebut. Meskipun pemerintah AS mencabut aturan pembebasan bea masuk bagi barang impor bernilai kecil dari China dan Hong Kong, dampaknya tidak terlalu signifikan secara nilai.
Sebelumnya, barang impor senilai di bawah 800 dolar AS dibebaskan dari bea masuk, namun aturan ini dicabut. Langkah ini diambil untuk menghentikan aliran obat-obatan sintetis ilegal dan menutup “celah” dalam aturan perdagangan yang merugikan bisnis kecil di AS. Selain itu, kondisi PDB Indonesia yang diperkirakan akan mengalami kontraksi di kuartal I-2025 juga dapat membatasi penguatan rupiah.
Berdasarkan faktor-faktor ini, perkiraan kurs rupiah berkisar antara Rp16.400-Rp16.500 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan hari Senin, rupiah menguat sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.431 per dolar AS. Dengan kondisi tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diharapkan akan mengalami perubahan yang positif.








