Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami pelemahan pada hari ini, berada dalam kisaran Rp16.450 – Rp16.550, dipengaruhi oleh sentimen global yang menunggu hasil rapat Federal Reserve (The Fed). Analis dari Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyatakan investor cenderung menunggu sebelum membuat keputusan karena rapat The Fed yang dijadwalkan malam ini.
Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,25-4,5 persen mengingat indikasi inflasi AS yang sedang menurun dan kondisi lapangan kerja yang stabil. Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penurunan Indeks Harga Konsumen bulan Maret serta kenaikan yang stagnan pada Indeks Harga Produsen.
Selain faktor global, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh ketegangan antara India dan Pakistan. Pemerintah India melaporkan telah melakukan serangan rudal terhadap wilayah Pakistan yang dianggap sebagai kamp-kamp teroris. Tindakan tersebut memicu reaksi dari pemerintah Pakistan yang mengancam akan memberikan “balasan setimpal”.
Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah ekspektasi juga turut memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87 persen year-on-year, dengan konsumsi rumah tangga sebagai kontributor tertinggi terhadap PDB.
Meskipun demikian, pelemahan rupiah diharapkan dapat terkendali dengan berbagai faktor global dan domestik yang dapat mempengaruhi kondisi pasar ke depan. Dengan demikian, kondisi ekonomi dan geopolitik regional juga menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.







