IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada Kamis sore, dipengaruhi oleh kondisi teknikal yang overbought dan data cadangan devisa yang menurun. IHSG ditutup melemah 98,48 poin atau 1,42 persen ke posisi 6.827,75, sementara indeks LQ45 turun 13,29 poin atau 1,71 persen ke posisi 763,76. Kondisi tersebut dipicu oleh profit taking setelah IHSG mengalami reli selama sebulan terakhir. Data cadangan devisa Indonesia juga turun dari 157,1 miliar dolar AS menjadi 152,5 miliar dolar AS, akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Meskipun cadangan devisa masih di atas standar kecukupan internasional, pasar mengantisipasi penurunan suku bunga oleh The Bank of England. IHSG awalnya dibuka menguat namun bergerak ke zona negatif dan ditutup melemah. Sektor properti menjadi yang paling turun, sementara sektor transportasi & logistik serta kesehatan menguat. Saham-saham seperti DKHH, TGUK, SURI, BEER, dan JATI mengalami penguatan terbesar, sedangkan saham BATR, PPRI, DMAS, PNSE, dan OPMS melemah.
Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.622.445 kali transaksi dengan nilai Rp14,85 triliun. Di pasar saham regional Asia, indeks Nikkei mengalami kenaikan, indeks Shanghai menguat, indeks Kuala Lumpur melemah, dan indeks Strait Times juga melemah. Itulah ulasan mengenai penutupan IHSG pada Kamis yang dipicu oleh kondisi teknikal dan data cadangan devisa yang turun.








