Total penyaluran pinjaman daring diprediksi akan mencapai Rp365,7 triliun pada tahun 2025, mengalami peningkatan sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda menyampaikan proyeksi ini dalam acara Media Luncheon bersama Amartha di Jakarta. Ia menyoroti dominasi sektor konsumtif dalam penyaluran pinjaman dari fintech peer to peer (p2p) lending, yang mencapai 70 persen pada akhir tahun 2024. Sementara itu, penyaluran pinjaman ke UMKM masih tergolong rendah dibandingkan dengan penyaluran ke non-UMKM.
Huda menekankan bahwa fintech p2p lending memiliki potensi untuk mengisi celah dalam kebutuhan pinjaman alternatif yang tidak terjangkau oleh perbankan dan program pemerintah. Selain itu, UMKM sebagai pelaku usaha di tingkat dasar masih mengalami kendala akses permodalan yang perlu diselesaikan untuk meningkatkan skala usaha dan daya saing. Secara positif, ekonomi akar rumput dapat menjadi penopang utama ketika terjadi perlambatan ekonomi dan PHK.
Regulasi yang mendukung ekosistem terkait diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi akar rumput, dengan melibatkan pelaku usaha, lembaga keuangan, akademisi, serta pemerintah baik pusat maupun daerah. Peran aktif pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pelaku usaha akar rumput juga menjadi kunci dalam pembangunan ekonomi akar rumput secara nasional.








