Saba Budaya Badui di Kabupaten Lebak, Banten, menjadi daya tarik bagi pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Kedatangan wisatawan ini memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat setempat. Sekretaris Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Medi, mengungkapkan bahwa selama dua hari terakhir, kunjungan ke saba budaya Badui cukup padat. Para wisatawan merasa senang dengan pengalaman bersilaturahim dan dapat turut serta dalam menyumbang pendapatan ekonomi masyarakat Badui dengan membeli berbagai kerajinan tradisional seperti kain tenun, pakaian kampret, ikat kepala (lomar), batik Badui, dan souvenir serta minuman madu. Produk kerajinan ini dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp1,5 juta.
Keberadaan pengunjung juga memberikan harapan untuk peningkatan omzet penjualan kerajinan masyarakat Badui. Menurut Medi, telah tercatat sekitar 2.500 pengunjung saba budaya Badui selama dua hari terakhir, dan diprediksi akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Namun, pengunjung diingatkan untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan penebangan pohon, dan dilarang berenang di Sungai Ciujung.
Seorang pengunjung dari Jakarta, Agung (25), merasa senang dengan keindahan alam dan kehidupan sederhana masyarakat Badui. Bersama keluarganya, Agung datang untuk menjelajahi kawasan hutan Badui yang asri dan lestari. Pengalaman ini memberikan pandangan baru bagi pengunjung tentang kehidupan masyarakat Badui, yang diharapkan dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dan memperkaya pengalaman wisatawan.
