Meredanya konflik dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memiliki dampak positif terhadap Indonesia, terutama dalam meningkatnya arus investasi asing. Hal ini tercermin dalam kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi. IHSG dibuka dengan kenaikan yang signifikan, diikuti dengan penguatan IHSG dan kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45. Analis dari Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menyebutkan bahwa meredanya konflik dagang AS-China dapat menjadi faktor positif bagi pergerakan IHSG. Di sisi lain, pasar juga menantikan kesepakatan perdagangan antara AS-Indonesia.
Dalam konteks domestik, pelaku pasar fokus pada implementasi konstituen dalam daftar efek Liquidity Provider di BEI yang dapat meningkatkan likuiditas pasar. Sementara dari mancanegara, penurunan tarif sementara antara AS dan China menurunkan kekhawatiran terhadap resesi ekonomi global, dengan pasar menantikan kesepakatan permanen dalam 90 hari ke depan. Di samping itu, ada juga perhatian terhadap kondisi inflasi AS yang mencapai 0,2 persen (mtm) dan 2,3 persen (yoy) dibandingkan periode sebelumnya.
Keputusan Federal Reserve AS untuk menunda penurunan suku bunga hingga bulan September 2024 juga menjadi perhatian pelaku pasar. Sementara itu, di Wall Street, bursa saham AS berakhir bervariasi, dengan Indeks S&P dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan, sedangkan Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan.
Di Asia, beberapa indeks bursa saham melemah pagi ini, termasuk Nikkei, Shanghai, Kuala Lumpur, dan Straits Times. Hal ini mencerminkan kondisi pasar regional yang beragam. Secara keseluruhan, situasi ekonomi dan pasar saham terus diawasi dengan seksama oleh pelaku pasar dan analis untuk mengantisipasi perubahan dan peluang investasi yang muncul.








