Tunjangan kinerja atau tukin selalu menjadi perbincangan hangat, terutama bagi para dosen ASN yang tengah menanti pencairannya. Isu besaran tukin yang dijadwalkan akan cair pada Juli 2025 mulai ramai dibicarakan menjelang pertengahan tahun ini. Banyak orang penasaran apakah jumlahnya akan meningkat, tetap stabil, atau malah mengalami penurunan. Peran penting dosen ASN dalam dunia pendidikan membuat informasi terkait tukin ini menjadi sorotan banyak kalangan.
Pencairan tukin resmi diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2025 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Sebanyak 31.066 dosen ASN akan menerima tunjangan ini, termasuk dosen di berbagai jenis Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baik di PTN Satker maupun PTN Badan Layanan Umum (BLU) yang belum menerima remunerasi, serta dosen di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti). Besaran tukin yang diterima setiap dosen ASN berbeda tergantung dari kelas jabatan yang diemban dan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah menandatangani Perpres tersebut pada 27 Maret 2025.
Dalam Perpres tersebut, terdapat rincian besaran tukin kelas jabatan 1 hingga 17, mulai dari Rp2.531.250 hingga Rp33.240.000. Dengan adanya peraturan ini, diharapkan para dosen ASN dapat memperkirakan besaran tunjangan kinerja yang akan diterima serta diharapkan pula dampak positifnya tidak hanya pada kesejahteraan tetapi juga pada peningkatan mutu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Semua ini diharapkan bisa memberikan semangat baru dalam berkarya bagi dosen ASN di Indonesia.
