Percepatan transisi energi di Indonesia mendapat dukungan penuh karena dianggap sebagai langkah penting. Transisi menuju sistem energi bersih tidak sekadar tentang mengganti teknologi, tetapi juga mengenai keadilan sosial, inklusivitas, dan keberlanjutan ekonomi. Anggota Komisi XII DPR, Christiany Eugenia Tetty Paruntu, menegaskan bahwa transisi energi harus menjadi gerakan nasional yang mengutamakan kepentingan rakyat, bukan hanya agenda teknologi semata.
Kesadaran masyarakat terhadap isu energi bersih mengalami peningkatan, terutama terkait manfaat seperti pengurangan polusi udara dan perlindungan lingkungan. Namun, perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk memperluas pemahaman publik agar manfaat sosial, seperti akses energi yang merata dan peningkatan kesehatan, juga menjadi bagian dari narasi transisi energi nasional.
Meskipun terdapat tantangan dalam transisi energi, seperti kekhawatiran terhadap konversi lahan hijau, biaya tinggi, dan risiko kehilangan pekerjaan di sektor energi fosil, Christiany mendorong agar kebijakan yang diambil bersifat antisipatif dan pro-masyarakat. Ia menilai bahwa pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus turut aktif dalam menyediakan regulasi yang mendukung serta investasi sosial dan infrastruktur yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Dalam konteks preferensi masyarakat terhadap energi surya, hidro, dan kendaraan listrik, Christiany mengatakan bahwa hal ini lebih dipengaruhi oleh pertimbangan harga dan ketersediaan daripada faktor keberlanjutan atau emisi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi kebijakan yang menjamin keterjangkauan teknologi ramah lingkungan serta edukasi publik yang lebih luas dan terstruktur.
